Alkisah si ibu bermata satu yang mempunyai seorang anak laki-laki.
Ketika anak laki-lakinya pergi sekolah SD, si ibu datang ke sekolah untuk
melihat2 anaknya. Tapi apa yang terjadi, si anak laki-lakinya jadi malu karena
diolok-olok oleh teman-teman, karena dia mempunya ibu bermata satu. Sesampai di
rumah si ibu dimarahin oleh si anak. Sejak itu si ibu tidak dibolehkan ketemu
orang-orang lain agar si anak tidak malu.
Setelah anaknya dewasa, si anak telah bekerja dan sukses, dan sudah berkeluarga
dan mempunyai istri yang cantik dan anak2 yang lucu.... si ibu rindu ingin
ketemu dengan anak dan cucunya. Sesampai di depan pintu rumah anak
laki-lakinya, dia diusir oleh anaknya sendiri, seraya berkata: untuk apa kamu
datang kesini orang tua bermata satu, kamu telah menakutkan anak-anakku, kata
si anak. Akhirnya, si ibu pulang dengan bersedih hati. Dia akhirnya hanya
melihat cucu2nya di depan pagar, lalu perlu.
Sekian lama waktu berlalu, si ibu akhirnya sakit dan sepertinya tidak akan lama
lagi umurnya. Dia memberi tahukan berita ini kepada anak laki-lakinya itu,
bahwasanya dia sedang sakit parah. Tapi, si anak laki2 tetap tidak mau ketemu
ibunya. Ajalnya pun menjemputnya.
Selang beberapa waktu, si istri dari si anak laki2 bertanya ke suaminya:
mengapa kamu tidak datang ke rumah ibumu?
Dia menjawab: saya sedang sibuk. Tapi akhirnya, dia dibujuk oleh istrinya, agar
pergi ke rumah ibunya tersebut sekali saja karena ibunya sudah tiada.
Akhirnya si anak laki2 pergilah ke rumah almarhum ibunya, dia masuk ke rumah
yang telah lama dia tinggalkannya, dan ada secarik kertas yang ditinggalkan
oleh ibunya berisi: "anakku, aku sangat bahagia melihatmu dari kecil,
sampai dewasa dan mlenjadi sukses sekarang ini. ketahuilah nak, bahwasanya kamu
kecil hanya mempunyai mata satu, aku telah merelakan mata yang satu lagi
diberikan kepadamu, agar kamu bisa hidup bahagia nantinya".
Si anak akhirnya, menanggis sijadi-jadinya: oh..ibu.............maafkan aku
selama ini.